Budaya  

Selamat Datang Musim Dingin: Tradisi Ipdong dan Resep Chueotang yang Lezat

Tanggal 7 Desember menjadi momen spesial bagi masyarakat Korea, karena hari ini menandai dimulainya musim dingin yang dikenal dengan sebutan Ipdong. Menurut tradisi, jika cuaca pada hari Ipdong terasa dingin, maka musim dingin yang akan datang diprediksi akan sangat menggigit. Namun, jika hari itu tidak terlalu dingin, harapan untuk musim dingin yang lebih hangat pun muncul. Menarik, bukan?

Selain menjadi penanda musim dingin, Ipdong juga diwarnai dengan berbagai tradisi menarik yang sudah ada sejak zaman dahulu. Salah satunya adalah kegiatan membuat Kimchi dalam acara yang disebut Gimjang. Kimchi ini akan menjadi makanan pokok selama musim dingin ketika sayuran segar sulit didapat. Selain itu, ada juga tradisi membuat kue basah dari beras dan kacang merah yang disebut Patsirutteok, yang dipersembahkan kepada dewa-dewi dan sapi yang membantu pertanian. Mari kita telusuri lebih dalam tentang tradisi ini dan salah satu hidangan khas Korea yang tak boleh dilewatkan, yaitu Chueotang!

Tradisi Ipdong: Momen Berbagi dan Bersyukur

Hari Ipdong bukan hanya sekadar penanda musim dingin, tetapi juga menjadi waktu untuk berkumpul dan berbagi. Di setiap desa, biasanya diadakan pesta untuk menghibur kaum lansia. Hidangan utama yang disajikan adalah Chueotang, sup belut yang kaya gizi. Belut, yang biasanya bersembunyi di parit menjelang musim dingin, memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat dari Chueotang:

  • Mencegah penyakit pembuluh darah
  • Mendukung kesehatan tulang
  • Membantu pemulihan bagi yang sedang sakit atau pasca operasi

Resep Chueotang: Sup Belut yang Hangat dan Bergizi

Chueotang adalah hidangan yang cocok disantap saat cuaca dingin. Sup ini memiliki kuah berwarna coklat keruh yang kaya rasa dan aroma. Berikut adalah resep sederhana untuk membuat Chueotang yang bisa kamu coba di rumah:

Bahan-bahan:

  • 100g belut
  • 100g daun lobak
  • 100g sawi putih
  • 1 buah cabai merah
  • 2 buah cabai hijau
  • 5 sdm bubuk wijen liar
  • 1 sdm minyak wijen
  • 1/2 batang daun bawang
  • 1 potong jahe
  • 5 siung bawang putih
  • 1/2 sdm lada
  • 2 sdm Deonjang
  • 2 sdm bubuk cabai merah
  • 2 sdm bawang dicincang halus

Cara Membuat:

  1. Tempatkan belut di dalam panci lalu taburi garam untuk mengeluarkan kotoran dari belut. Tunggu selama 10 menit.
  2. Bersihkan belut lalu rebus dengan 1 sdm minyak wijen, 1/2 batang daun bawang, 1 potong jahe, 5 siung bawang putih, dan 1/2 sdm lada.
  3. Campurkan daun lobak dan sawi putih dengan 2 sdm Deonjang, 2 sdm bubuk cabai merah, dan 2 sdm bawang dicincang halus.
  4. Potong melintang cabai merah dan hijau.
  5. Masukkan sayur-sayuran yang sudah disiapkan ke dalam panci tempat belut dimasak.
  6. Bumbui dengan garam dan lada sesuai selera.
  7. Sajikan dengan nasi putih.

Chueotang dalam Budaya Populer

Chueotang juga muncul dalam budaya populer, seperti dalam serial drama Korea “2521” (Twenty Five Twenty One). Dalam salah satu adegan, karakter Na Hee Do dan teman-temannya menangkap belut yang terlepas dan berencana untuk mengolahnya menjadi Chueotang. Ini menunjukkan betapa pentingnya hidangan ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea.

Kesimpulan

Hari Ipdong bukan hanya sekadar penanda musim dingin, tetapi juga momen untuk berbagi dan merayakan tradisi. Dengan membuat Kimchi dan Chueotang, masyarakat Korea menjaga warisan budaya mereka sambil menikmati hidangan yang lezat dan bergizi. Jadi, apakah kamu siap mencoba membuat Chueotang di rumah? Selamat berkreasi!