Budaya  

Menelusuri Sejarah dan Rasa Abalon: Ramuan Kehidupan dari Tiongkok Kuno

Menelusuri Sejarah dan Rasa Abalon: Ramuan Kehidupan dari Tiongkok Kuno

Pernahkah kamu mendengar tentang ramuan kehidupan yang sering disebut-sebut sebagai ramuan keabadian? Di Tiongkok kuno, banyak penguasa yang berusaha menemukan ramuan ini dengan harapan bisa mencapai keabadian. Salah satu bahan yang paling dicari adalah abalon, sebuah makanan laut yang konon sangat disukai oleh raja Tiongkok, Qin Shi Huang, yang memerintah dari tahun 247 SM hingga 220 SM. Menariknya, abalon tidak hanya menjadi favorit di Tiongkok, tetapi juga menjadi aset berharga di Korea kuno, di mana ia sering diberikan sebagai hadiah kepada raja dan istana kerajaan.

Di zaman modern ini, abalon diolah menjadi berbagai hidangan, salah satunya adalah bubur abalon atau yang dikenal dengan sebutan jeonbokjuk (전복죽). Hidangan ini dianggap sebagai makanan yang tepat untuk diberikan kepada seseorang yang sedang sakit. Dengan cita rasa yang khas dan kaya akan gizi, jeonbokjuk menjadi salah satu kuliner yang patut dicoba. Yuk, kita telusuri lebih dalam tentang abalon dan bagaimana cara mengolahnya!

Apa Itu Abalon?

Abalon adalah sejenis kerang yang memiliki daging lembut dan kaya akan nutrisi. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang abalon:

  • Abalon kaya akan vitamin, protein, dan mineral, termasuk kalsium.
  • Abalon dapat diolah dalam berbagai cara, seperti diiris mentah, dipanggang, atau difermentasi.
  • Isi perut abalon yang diasinkan sering disajikan sebagai makanan lezat untuk tamu penting.

Jeonbokjuk: Bubur Abalon yang Bergizi

Bubur abalon atau jeonbokjuk adalah hidangan yang sederhana namun kaya rasa. Bahan dasar dari bubur ini hanyalah abalon dan nasi. Namun, untuk mendapatkan cita rasa laut yang mendalam, kamu bisa menambahkan isi perut abalon. Berikut adalah cara sederhana untuk membuat jeonbokjuk:

  1. Siapkan abalon segar dan nasi.
  2. Rebus abalon dan nasi dalam air kaldu hingga menjadi bubur.
  3. Tambahkan bumbu sesuai selera, seperti garam atau kecap.
  4. Untuk cita rasa yang lebih kaya, tambahkan isi perut abalon yang telah dibumbui dengan cuka dan pasta cabai merah.

Hasilnya adalah bubur yang lezat dan bergizi, cocok untuk dinikmati kapan saja, terutama saat kamu merasa kurang sehat.

Sejarah Abalon dalam Budaya Korea

Abalon memiliki sejarah panjang dalam budaya Korea. Salah satu tokoh penting yang memperkenalkan abalon adalah Jeong Yak-jeon (정약전), seorang sarjana Joseon yang hidup antara tahun 1758 hingga 1816. Dalam bukunya yang ditulis pada tahun 1814 berjudul “Jasaneobo” (자산어보), Jeong mencatat lebih dari 150 hewan laut, termasuk abalon. Dalam bukunya, ia menyatakan, “Isi perut abalon dapat direbus dan diasinkan.” Ini menunjukkan betapa pentingnya abalon dalam tradisi kuliner Korea.

Kesimpulan

Menelusuri sejarah dan rasa abalon membawa kita pada perjalanan yang menarik. Dari kepercayaan akan ramuan keabadian di Tiongkok kuno hingga menjadi hidangan bergizi di Korea, abalon memiliki tempat istimewa dalam budaya kuliner Asia. Dengan mencoba membuat jeonbokjuk, kamu tidak hanya menikmati cita rasa yang lezat, tetapi juga merasakan hubungan yang lebih dalam dengan sejarah dan tradisi yang melatarbelakanginya. Jadi, apakah kamu siap untuk mencoba membuat bubur abalon di rumah?